“kembali ke laptop!!” sepertinya jargon ini sangat relate dengan kondisi saat ini. yess, ketika saya menulis dan memposting tulisan ini tepat di hari pertama Jakarta kembali menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Seperti balikan sama mantan ya, mencoba hal yang sama untuk memperbaiki sebuah hubungan. setuju? mehehehe. Kalimat yang sering diucapkan oleh komedian Tukul Arwana ini memang sangat berhubungan dengan kondisi saat ini. Semua bekerja dari rumah, merubah sebuah sudut di rumah menjadi meja kerja. Tidak hanya kita yang harus bekerja dari rumah, yang sudah memiliki anak juga sudah pasti setiap hari direpotkan oleh menyusun meja belajar lengkap dengan laptop, kamera, dan memastikan sinyal wifi selalu stabil untuk mendukung sekolah dari rumah. Belum lagi kalau anaknya bad mood. hehehe semangat ya.
Tidak hanya pekerja kantoran saja, saya sebagai pekerja part time dan freelance harus mengikuti aturan pemerintah. Kembali siaran dari rumah total selama dua minggu sambil menunggu kelanjutannya seperti apa kebijakan dari pemerintah. Kalau dari segi mental dan psikologi sebenarnya sudah jauh lebih santai karena sudah berhasil melakukan hal yang sama di awal PSBB dengan segala macam crash boom bang. Excited, seperti punya energi baru, dan yang pasti lebih irit karena ngga harus keluar uang bensin, parkir, dan jajan. Tapi memang itu juga nilai tambah dari work from home, semuanya serba dari rumah dan tidak perlu menggunakan biaya transportasi. Tapi larinya ke biaya listrik pasti.
Siaran dari rumah di PSBB (yang katanya “total”) kali ini ternyata ada sedikit perbedaan, tepatnya perbedaan jam siaran. semua kebiasaan warga jakarta dan sekitarnya pasti berbeda, ada pergeseran jam kerja. Jadi semua acara dari pagi yang biasanya dimulai jam 6 pagi WIB bergeser mundur ke jam 7 pagi WIB. Tentunya berimbas ke acara malam yang bisa dibilang sebagai acara BURTOK alias Bubaran Toko. Jadi After Hours bergeser jam siarannya dari jam 9 malam WIB sampai jam 1 malam WIB. Ini yang membuat saya sangat excited, karena siaran malam sampai jam 1 pagi di Jakarta bisa dibilang hampir tidak ada. Kebayang dong lagu-lagu 80s dan rock ballad berkumandang di jam-jam segitu? Pasti akan sangat menemani yang masih WFH di jam 12 malam lewat.
Selain siaran dari rumah, saya yang memang bekerja menggunakan suara harus tetap menservice klien yang mempercayakan produk dan brand-nya dengan menggunakan suara saya. Permasalahan berbeda nih dengan pekerjaan saya yang satu ini sebagai Voice Over Talent, karena mau tidak mau saya harus membangun studio VO darurat di rumah. Sebisa mungkin saya bangun studio darurat ini untuk mensuport kebutuhan klien yang memang harus bekerja dari rumah. Sama juga halnya dengan VO dari audiopost, semua klien juga remote dari rumah. Jadi saya dan team dari audiopost berkomunikasi menggunakan video call. Jujur prosesnya cukup panjang sih untuk bisa mendapatkan feedback dari klien, karena semua melalui online dan kita ngga pernah tau gangguan di rumah masing-masing seperti apa. But well, we made it dan memang sama-sama saling jaga karena tidak berkumpul di dalam audiopost.
Memang PSBB kedua ini cukup membuat kita “hadehh… baru mau napas tapi harus menyelam lagi” tapi ya mau gimana? memang data dari satgas penanggulangan COVID-19 (i hate to say this word) masih tinggi dan terus bertambah. Semoga keputusan dari pemerintah ini harus sama-sama kita jalani supaya kondisi bisa sedikit membaik menuju pulih. kalau kata peribahasa “mundur selangkah untuk lompat lebih jauh” tapi balik lagi ke setiap pribadi masing-masing mau atau tidak.
Selamat menjalani PSBB lanjutan, sehat-sehat, senang-senang dan hemat-hemat ya…