Diecast Until Die

Sebagai pria yang sudah berada di area usia 30 tahunan ternyata gue baru sadar kalau dendam itu memang tidak boleh ditahan. setidaknya kalau ngga boleh membalas, setidaknya disalurkan lah. Anyway ini bukan dendam yang gimana-gimana, konotasinya bukan negatif. Jaman kita masih sekolah pasti banyak hal yang ngga bisa kita dapetin karena ngga dibeliin sama orang tua lah, belum punya uang sendir juga dan lebih tepatnya bukan prioritas orang tua kita saat itu untuk mengeluarkan sebagian rupiah. Rupiah di dompet bokap tugasnya berat banget. Bayar sekolah, cicilan, dan keperluan rumah. Jangan heran kalau beberapa permintaan gue ngga dikabulkan. Kesel udah pasti. Ya namanya juga masih anak-anak, semuanya harus diturutin.

Gue masih inget banget dulu jaman sekolah pengen banget punya Play Station keluaran pertama. Karena sebelumnya gue udah punya SEGA, gue kira kalo minta lagi bakal diturutin. eh, ngga diiyain dong sama bokap. Gue paham sih alasannya, karena gue dan adik-adik gue kebutuhan pendidikannya makin mahal. Lumayan ya 3 anak harus dipenuhin semua kebutuhan pendidikannya. Akhirnya karena gue anak pertama ya harus belajar menahan semua keinginan. Karena masa kecil gue harus menahan segalanya, alhasil berimbas ketika sudah punya penghasilan. Asli, gue sekarang lagi di tahap membalas dendam apa yang ngga bisa gue punya jaman kecil dulu. Ok mari gue bahas sekarang di blog ini.

Hot Wheels
semua di foto ini gue hunting dan ada juga yang ikutan lelang

Ini dia salah satu barang yang menjadi dendam kesumat gue di masa kecil. Setiap ke mal lewat toko mainan pasti gue narik-narik tangan bokap buat menggiring ke rak yang gue mau. Senjata andalan kalau bujuk rayu gue ngga mempan ya keluarin nada sol panjang alias jerit nangis. Tetep, dicuekin sama bokap. Nah di foto ini kebetulan gue menemukan mobil-mobil yang pernah gue taksir waktu kecil. Jadi memang gue beli Hot Wheels ini bukan semata-mata pengen koleksi atau investasi (asli gue baru tau ini harganya bisa naik kalo udah rare). E-commerce emang bangkek ya, gara-gara lagi iseng search “Hot Wheels Back to The Future” langsung muncul dengan harga yang beragam. Sempet mau langsung check out keranjang tapi menekan tombol wish list adalah keputusan yang lebih bijak. Gue masih percaya dengan pepatah yang mengatakan “Kalau jodoh tak akan ke mana”. Dan bener aja kejadian, secara ngga sengaja gue menemukan sebuah account Instagram yang isinya mobil-mobil Hot Wheels diparkirin alias jualan. Tetapi cara jualannya unik, bukan dilepas begitu aja malah digelarlah yang namanya lelang akbar. Jujur, awalnya gue cukup skeptis dengan ajang lelang melelang ini, tapi suatu malam gue sempet melihat postingan dari account IG yang gue follow ini menggelar sesi lelang di awal minggu. Iseng lihat-lihat eh… kok ada versi yang sempet gue taksir. Gue komen langsung dengan memasang harga tertinggi, dan hasilnya adalah…

Hot Wheels DeLorean
mobil DeLorean di film Back to The Future sebagai mesin waktu

Yak langsung gue gantung di atas meja kerja. Cukup menyenangkan ketika baru sampai di rumah setelah bekerja liatin si DeLorean ini. Gokil, gue udah kayak pakde gue kelakuannya, bedanya kalau pakde gue di teras liatin burung perkutut di sangkar tapi sensasi menyenangkannya gue pikir cukup sama. Untuk yang masa tumbuh kembangnya diwarnai dengan kemunculan segmen Layar Emas di RCTI pasti familiar dengan film yang ikonnya adalah mobil ini. Untuk film yang muncul di tahun 1986 menurut gue Stephen Spielberg berhasil membuat sebuah trilogy yang sangat dipikirkan alur cerita dan bisnisnya. Tenang, untuk anak sekarang masih bisa menikmati film yang sangat mengusung konsep Paradox ini di Disney Hotstar. You’re welcome 😉

Tentunya tidak berhenti di DeLorean saja, mulailah gue mencari mobil-mobil yang memanjakan mata gue di layar kaca. Beberapa mobil yang gue hunting adalah real car alias diecast yang menyerupai mobil asli. Bisa dibilang alasan gue membeli Hot wheels real car ini sebenarnya untuk sebuah sangkar memori yang nantinya ketika gue lihat di waktu senggang akan mengembalikan memori yang pernah gue alami dengan mobil-mobil yang ada di tembok dengan realita yang ada di masa kecil. Hal yang sangat menyenangkan dengan budget yang cukup boros kalau selalu ketemu real car tanpa disengaja dalam waktu yang berdekatan. Wow menuju pailit.

Di masa gue kecil mobil-mobil yang mewarnai kehidupan gue adalah Honda dan Toyota. Kijang, Civic, dan bokap gue sempet punya Honda Accord 82. Buset lumayan panjang dan cukup elegan interiornya, cuma sayang harus dijual karena di tahun 2005 kondisi kaki kakinya sudah harus diganti tapi apa daya biaya lagi untuk pendidikan. Sejauh ini gue baru menemukan real car Honda Civic dan Toyota Treno. Gue bakalan senang banget kalau menemukan Honda Accord 82 warna biru telur asin (gua kasih nama telur asin karena warnanya biru muda).

Apakah gue akan koleksi terus? sejujurnya tujuan gue membeli Hot Wheels ini hanya untuk membahagiakan diri gue aja. Ada benernya juga tulisan “Jangan Lupa Bahagia” karena seperti sebuah suntikan energi tersendiri untuk diri yang sudah lelah karena termakan oleh industri (yak mulai kayak anak anak TikTok). Mungkin akhir dari mengumpulkan diecast ini akan berujung ketika nanti anak gue minta unboxing beberapa Hot Wheels yang ada. Asli gue bakal jadi seorang bapak yang ngga enakan sama anak. Mungkin karena gue sudah pernah mengalami apa yang anak gue alami. 😀

 

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Open chat
Hello,

If you need further assistance, our customer service team is ready to help you.