Ada sebuah postingan di Threads yang membuat gue tergerak dan bisa dibilang sebagai pengingat bahwa tubuh ini memang butuh bergerak. Sebuah Threads dari The Stoic Podcast yang berbunyi:
“You don’t have to cancel netflix, stop going out, remove social media. You have to wake up earlier, create a routine, focus on your goals. 6 months of discipline will transform your life.”
Gue sempat me-repost Threads ini yang muncul di lini masa Instagram. Reaksi pertama kali yang muncul ketika melihat kutipan ini adalah mengingatkan gue bertanya ke dalam diri sendiri “Sial, kapan terajhir kali gue malakukan rutinitas yang baik dan bagus impactnya untuk diri gue sendiri?’. Mungkin ini juga yang menjadi pertanyaan dalam diri lo ketika membaca blog ini, kapan terakhir baca buku, menulis, workout, berlomunikasi dengan sang pencipta, dan hal-hal baik lainnya. Tenang gue sendiri juga sudah lama banget ngga melakukan rutinitas yang bisa berimpact sama diri sendiri kok, dan mungkin itu yang kita butuhkan untuk bisa mengembangkan diri ini.
Gue masih ingat banget pernah dalam posisi harus mengontrol semua yang belum terjadi yang akhirnya gue capek sendiri dengan menganalisa dan berusaha mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang terjadi. Terkadang saat ini pun juga masih suka muncul pemikiran seperti itu, tapi sekarang ini gue lebih sadar dengan cara ngomong ke diri sendiri “ngapain sih Do lo mikirin yang belum kejadian? Lo cenayang?”. Mungkin lebih bijaknya daripada memikirkan pa yang belum terjadi gue akan kembali mengingatkan diri gue untuk melakukan rutinitas yang sudah lama gue tinggalkan seperti menulis (gue udah keluar banyak uang untuk membbangun website ini, makasih ya yang udah bersedia membaca), lalu gue juga harus kembali workout untuk diri gue sendiri dan mendukung pekerjaan, gue juga sudah lama banget ngga membaca buku secara mendalam alias tidak terganggu dengan scrolling media sosial. Kalau bisa gue analisa kenapa semua rutinitas kita ini terganggu sebenarnya pengaruh media sosial memang besar banget.
Gue adalah orang yang lebih dari 15 tahun bekerja di industri media dan ketika sekarang semua ada di media sosial gue jadi semakin dalam untuk memperhatikan konten-konten yang ada di dalamnya dengan menganalisa data yang ada. Iya, menjadi anak radio selama belasan tahun membuat gue semakin terbiasa dengan membaca data yang ada di setiap konten. Mungkin berbeda dengan lo yang memperhatikan media sosial untuk hiburan atau mencari sebuah informasi untuk sehari-hari, karena sebenarnya bentuk konten itu pada intinya sama hanya itu-itu saja tetapi cara membuat atau bisa dibilang proses kreatifnya lah yang beragam. Nah hal itu yang harus gue perhatikan dan pelajari untuk konten-konten gue kedepannya. Apakah sejauh ini pengaruh media sosial menghambat produktifitas lo? kalau jawabannya iya berarti memang harus kembali melakukan hal-hal yang tertera pada sifat stoic itu sendiri. Setelah gue pelajari saat ini memang kita itu butuh banget untuk menjadi pribadi stoic. Menerapkan pola hidup stoic ngga ada salahnya kok, mencoba untuk fokus pada apa yang terjadi pada hari ini, dan membiarkan yang akan terjadi kedepannya melalui sebuah proses yang kita lakukan saat ini. Terus muncul pertanyaan “Berarti kita ngga bisa menjadi pribadi yang ambisius dong?”. Kalau gue boleh menjawab dengan sign zodiak gue (yak mulai Do hahahaha..) gue akan sarankan “yup, ngga semua orang harus ambisius terus.” Maksudnya gimana nih?
Izinkan di paragraf ini gue akan masuk ke dalam pembahasan zodiak yang menempel pada diri gue, Sagittarius. Ngga apa-apa kok buat lo yang ngga percaya hal ini bisa meninggalkan artikel ini dan melakukan aktifitas lo yang lebih berfaedah. Buat lo yang tertarik mari simak pola pikir si Sagittarius yang selalu serius tapi ngga serius. Anyway, selama perjalanan hidup gue ini ternyata menyenangkan untuk bisa mencoba banyak hal. Gue pernah menjadi freelance, pernah menjadi partime worker dan jelas gue juga pernah menjadi pekerja fulltime. Semuanya sudah gue coba, dan untuk beberapa orang yang melihat cara gue mencoba banyak hal, mereka menilai bahwa gue ini mau ke mana? Gue masih ingat sekali ada seorang teman kampus gue bertanya “Lo tuh mau jadi apa sih sebenernya Do?” Waktu itu dia baru saja selesai menonton pertunjukan Stand Up Comedy dengan konsep “Batak Nite” jadi isi komikanya saat itu orang berdarah Batak seperti: Pangeran Siahaan, Boris Manulang, Sammy “not a slim boy” Ginting, Adjis “Doa Ibu” Batubara, dan yang mencetuskan ide ini Mongol Stress (yang gue sendiri juga bingung bataknya dari mana hahaha), yang pasti juga ada beberapa komika yang gue lupa namanya siapa, jelas ada gue juga di dalamnya.
“hah lo pernah Stand Up Comedy Do?”
Iyes!!! gue pernah, dan itu adalah bagian dari konsep hidup gue untuk mencoba banyak hal baru. Kalau mau ditarik ke konsep menjalani hidup stoic, mungkin saat itu gue orangnya sangat stoic. Si Sagittarius ini ngga peduli kedepannya seperti apa, yang dia pedulikan adalah menjalani yang sudah berjalan dan mencoba hal yang menarik dan mungkin saja menjadi sebuah aktifitas menyenangkan ke depannya. Gue harus berterima kasih dengan dunia Stand Up Comedy yang ternyata membuka pertemanan gue lebih luas ketika masuk ke dalam sebuah komunitas yang unik ini.
Secara konsep dalam menjalani kehidupan stoic sendiri sudah gue lakukan, dan gu emerasa jauh lebih nyaman lagi. Gue merasakan energi gue lebih terjaga untuk gue habiskan ke mana dan gue gunakan ke mana. Tetapi yang namanya pasca pandemi siapa sih yang ngga merasa khawatir dan harus melakukan banyak antisipasi dengan kondisi yang semuanya tidak menentu dan pasti? Sepertinya setalah gue teliti lagi, efek dari pandemi yang membuat kita merasa tidak aman dan harus memprediksi apa yang kemungkinan akan terjadi kedepannya. Asli, itu benar-benar menguras tenanga dan capek banget. Memang seperti itu overthinkingnya Sagittarius, dia bakalan banyak mikir dan lewatin dulu, baru kalau semua sudah kondusif dia bakalan ceritain semuanya, memang cita-citanya pengen jadi Ultraman.
Gue sangat cinta netflix, gue sangat cinta media sosial, dan gue sangat suka membaur dengan keramaian, tetapi untuk menjadi pribadi yang sehat secara pikiran dan tubuh ternyata ngga harus membuang semua yang kita sukai. Gue akan selalu ingat dengan kata “keseimbangan, atau balance”, semua harus seimbang dan ada porsinya. Mungkin menjadi ambisius baik, tetapi jangan lupa ada yang namanya bisa menerima yang sedang terjadi dan telah terjadi. Gue ngga pernah menyesal sih dengan yang sudah dan sedang terjadi, tenang semua ada alasan untuk yang akan terjadi kedepan. Jadi menurut lo sendiri apakah lo akan melakukan pola hidup stoic di zaman yang sangat was wes wos ini?